Di era digital yang penuh distraksi, kecepatan bukan lagi keunggulan tambahan, melainkan kebutuhan. Konsumen tidak hanya menginginkan kemudahan, mereka menuntut pengalaman belanja yang cepat, relevan, dan terintegrasi dengan kehidupan sosial digital mereka. Di sinilah social commerce hadir sebagai jawaban, memangkas tahapan tradisional dan menghadirkan konversi hanya dalam tiga klik.

Model e-commerce konvensional yang mengandalkan pengalihan halaman demi halaman kini mulai terasa berat. Social commerce merombak total funnel lama dan membawanya ke dalam ruang interaksi yang lebih intuitif: dari konten ke keranjang, dari percakapan ke pembelian.

 

Mengapa Social Commerce Menang di 2025?

Allan Dib dalam The 1-Page Marketing Plan menekankan bahwa bisnis harus menyederhanakan customer journey dan menghilangkan hambatan untuk membeli. Strategi pemasaran yang sukses adalah strategi yang mempercepat keputusan. Social commerce menerapkan prinsip ini secara real-time.

Berikut beberapa alasan kenapa social commerce makin mendominasi:

  • Konsumen sudah berada di platform tersebut setiap hari.
  • Interaksi terasa lebih personal dan emosional.
  • Konversi tidak terasa seperti “jualan”, melainkan percakapan alami.
  • Friction berkurang drastis: tanpa login ulang, tanpa ganti aplikasi, tanpa menunggu loading halaman.

 

Tiga Klik sebagai Game Changer

Dalam social commerce, funnel yang dulunya terdiri dari 6–8 langkah bisa diringkas menjadi hanya tiga klik yang powerful:

1. Klik #1: Interaksi Emosional

Konten adalah titik masuk. Bisa berupa video unboxing, review dari micro-KOL, atau live shopping yang relatable. Emosi adalah pemicu pertama yang membuat orang berhenti scrolling dan mulai tertarik.

2. Klik #2: Ajakan yang Relevan

Saat emosi sudah terhubung, klik kedua muncul dalam bentuk CTA yang langsung pada sasaran: tombol “Beli Sekarang” di TikTok Shop, swipe-up di Instagram Story, atau link checkout via WhatsApp. Tidak perlu meninggalkan platform. Tidak ada alur yang berbelit.

3. Klik #3: Pembayaran Sekaligus Retensi

Social commerce cerdas mengintegrasikan sistem pembayaran langsung di platform atau memanfaatkan payment link yang simpel. Bahkan setelah transaksi selesai, pelanggan bisa langsung diajak bergabung ke komunitas, mendapatkan kupon, atau mengikuti campaign loyalitas.

 

Strategi Social Commerce yang Tidak Bisa Diabaikan

1. Prioritaskan Persona, Bukan Produk

Seperti yang ditekankan dalam The 1-Page Marketing Plan, strategi terbaik berpusat pada pelanggan. Kenali apa yang mereka butuhkan, apa yang membuat mereka percaya, dan bagaimana mereka ingin dibeli.

2. Bangun Cerita, Bukan Sekadar Feed

Konten Anda harus punya cerita, bukan hanya visual cantik. Konten yang mengedukasi, menghibur, dan menginspirasi akan menciptakan daya tarik lebih kuat dibanding sekadar diskon atau promosi.

3. Uji CTA yang Memicu Aksi Emosional

Alih-alih hanya menulis “Beli Sekarang”, gunakan ajakan yang beresonansi:

  • “Coba sekarang sebelum kehabisan!”
  • “Produk ini bisa jadi favorit barumu. Berani coba?”
  • “Diskusi dulu yuk, biar nggak salah pilih!”

4. Gunakan Automasi Tanpa Kehilangan Sentuhan Manusia

Integrasikan chatbot atau autoresponder untuk menjawab pertanyaan umum, tapi tetap beri ruang untuk interaksi manusia yang lebih dalam ketika mendekati keputusan pembelian.

 

Optimalkan Peluang Social Commerce untuk Brand Anda

Social commerce bukan tren sesaat tapi cara baru konsumen membentuk keputusan, membangun kepercayaan, dan melakukan pembelian hanya dalam hitungan klik. Di CDL Agency, kami memahami bahwa keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh platform yang Anda pilih, tapi juga strategi yang mampu membaca ritme sosial, budaya, dan perilaku audiens Anda.

Kami tidak sekadar membuat kampanye. Kami merancang ekosistem digital yang menyatu antara konten, konversi, dan komunitas. Bersama kami, brand Anda tak hanya hadir di percakapan digital, tapi juga relevan dan diingat.

Ingin tahu bagaimana strategi social commerce bisa diubah jadi pertumbuhan bisnis yang nyata? Hubungi CDL  Agency—partner strategis Anda untuk navigasi dunia commerce yang terus berubah.