Search Engine Marketing (SEM) telah menjadi salah satu ujung tombak pemasaran digital dalam satu dekade terakhir. Namun, bagi banyak perusahaan besar, hasilnya tidak selalu sebanding dengan investasi yang dikeluarkan. Budget habis, klik masuk, laporan tampak bagus—tapi mengapa decision-maker tidak menunjukkan minat?
Masalahnya bukan di platform-nya. Bukan juga semata-mata di copy iklan atau keyword. Yang sering luput adalah: siapa sebenarnya target audiens yang ingin Anda jangkau?
SEM Tidak Gagal, Target Anda yang Kabur
Dalam bukunya Buyer Personas, Adele Revella mengungkap bahwa banyak brand menyusun strategi pemasaran tanpa benar-benar memahami siapa decision-maker nya. Mereka mengandalkan asumsi umum tentang demografi atau posisi jabatan, padahal dalam B2B—terutama perusahaan skala besar—keputusan pembelian melibatkan dinamika yang kompleks: ada gatekeeper, influencer, user, hingga economic buyer.
Artinya, kampanye SEM Anda bisa jadi menarik banyak klik, tapi dari persona yang tidak relevan. Anda ingin menarik CMO, tapi justru yang datang adalah staf junior. Anda ingin bicara soal solusi strategis, tapi iklan Anda bicara soal fitur teknis.
Ciri SEM yang Tidak Menyentuh Decision-Maker
- Keyword yang Terlalu Umum
Menggunakan keyword seperti “layanan digital marketing terbaik” mungkin akan membawa traffic, tapi belum tentu membawa orang yang bisa membuat keputusan pembelian bernilai miliaran rupiah. - Pesan Iklan yang Tidak Beresonansi
Decision-maker tidak peduli CTR. Mereka peduli bagaimana solusi Anda bisa mengurangi cost, mempercepat growth, atau memperkuat posisi brand. Jika iklan Anda tidak menyentuh konteks strategis ini, maka Anda hanya akan didengar oleh eksekutor, bukan pengambil keputusan. - Landing Page yang Terlalu Fungsional
Banyak brand lupa bahwa decision-maker tidak mencari penjelasan teknis. Mereka mencari perspektif. Insight. Jaminan bahwa Anda mengerti dunia mereka. Jika halaman Anda hanya menjelaskan “apa yang Anda jual” dan bukan “mengapa ini penting bagi bisnis mereka”, maka misi SEM Anda sudah gagal sejak awal.
Bagaimana Menarik Decision-Maker Lewat SEM?
- Mulai dari Insight Persona, Bukan Keyword
Framework persona harus mencakup lebih dari jabatan. Apa kekhawatiran terbesar mereka? Siapa yang mereka dengarkan? Apa kata kunci yang digunakan bukan hanya untuk riset, tapi juga saat menjelaskan kebutuhan kepada tim mereka? - Perkuat Angle Iklan dengan Nilai Bisnis
Ubah narasi dari fitur ke value. Misalnya:
– Daripada “Tingkatkan traffic website Anda”,
– Coba: “Kurangi biaya akuisisi dengan traffic yang siap beli”. - Landing Page dengan Strategi Thought Leadership
Tampilkan whitepaper, studi kasus, atau prediksi tren industri. Beri alasan mengapa mereka harus mempercayai Anda sebagai mitra strategis, bukan vendor biasa.
- Gunakan Layering Retargeting Berdasarkan Tahapan Keputusan
Orang yang klik pertama belum tentu siap membeli. Tapi dengan konten retargeting yang tepat, Anda bisa menggeser mereka dari consideration ke action.
SEM yang Tidak Hanya Menghasilkan Klik, Tapi Dialog Bernilai
Search Engine Marketing yang efektif bukan hanya mengarahkan traffic, tapi membuka peluang bisnis bernilai tinggi. Dan itu hanya bisa terjadi ketika Anda membangun sistem yang dirancang untuk menjawab kebutuhan para pengambil keputusan: efisiensi, kepercayaan, dan relevansi.
Jika Anda sudah menginvestasikan ratusan juta untuk SEM tetapi belum pernah menerima pitch dari C-level target market Anda, mungkin saatnya mengevaluasi ulang bukan hanya teknis, tapi pendekatannya.
CDL Agency, Mitra Strategis SEM untuk Brand Visioner
Di CDL Agency, kami memadukan riset persona yang mendalam, strategi konten yang relevan, dan copywriting yang dirancang untuk berbicara langsung kepada pengambil keputusan.
Kami tidak menawarkan formula instan. Kami menawarkan pendekatan strategis yang bekerja. Karena kami tahu, brand besar tidak butuh agensi yang hanya jago angka, tapi juga paham konteks bisnis.
Saatnya jadikan SEM Anda sebagai alat akuisisi strategis, bukan hanya channel traffic. Hubungi CDL Agency dan bicarakan tantangan pemasaran Anda dengan tim yang bisa bicara setara dengan boardroom.